Salam Theater...!

Manajemen Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat terlaksana dengan lancar dan terorganisir.

Berikut Fungsi dari Manajemen Pertunjukan:
  • Perencanaan
Dalam perencanaan ini yang pertama dilakukan adalah menetapkan sasaran lalu memilih tindakan yang akan diambil dari berbagai alternatif yang ada.
  • Pengorganisasian
Dalam proses ini dilakukan pengalokasian sumber daya, penyusunan jadwal kerja dan koordinasi antar unit-unit dalam suatu kepanitiaan.
  • Pengendalian
Pengendalian di sini berarti membandingkan perencanaan dengan realisasi. Lalu mengambil tindakan koreksi atas realisasi yang tidak sesuai dengan perencanaan.

PROSES SEBELUM PEMENTASAN

  • Bentuk Kepanitian
Agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar, maka dibentuklah suatu kepanitiaan kegiatan. Panitia adalah sekelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mempertimbangkan dan mengurus hal-hal yang ditugaskan kepadanya. Tujuan apa yang ingin dicapai dalam kepanitiaan bersifat sementara dan jangka pendek, dalam artian bahwa kepanitiaan akan berakhir jika kegiatan/tugas selesai.

  • Tentukan Tema
Dalam suatu kegiatan sangat diperlukan suatu tema untuk memberi batasan dan memberi arah pada kegiatan yang akan dilakukan. Dan tema dalam suatu kegiatan dapat diambil dari kejadian yang ada di lingkungan kita. Misalnya tema tentang Alam ( SAVE THE NATURE GUYS).

  • Membuat Time Schedule
Dalam suatu kepanitiaan harus membuat susunan jadwal kerja atau yang biasa disebut time schedule. Time schedule sendiri berfungsi untuk menertibkan kinerja tiap divisi dalam kepanitiaan. Dengan time schedule diharapkan kinerja panitia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.


  • Penunjukan Stage Manager dan Membuat Run Down
Stage Manager bertugas merumuskan atau menetapkan secara lebih detail pelaksanaan acara pada hari-H terutama pada konsep penampilan dan pengisi acara, tata panggung dan tata lampu serta terjun langsung ke lapangan pada hari-H dan turun tangan langsung.
Run down adalah detail susunan acara dalam suatu kegiatan pada hari-H. Dalam run down tercantum secara detail person yang terlibat dan peralatan yang dibutuhkan dalam setiap penampilan serta keterangan-keterangan yang diperlukan.

  • Pementasan

1. Pra Pementasan

   Dalam tahap ini dilakukan gladi bersih sebagai persiapan terakhir untuk menuju sebuah pementasan. Tujuan dari tahap ini adalah sebagai simulasi pada hari-H agar seluruh panitia yang terlibat siap untuk menghadapi kendala-kendala yang mungkin akan terjadi saat melakukan sebuah pementasan.


2. Pementasan

   Pada tahap ini seluruh panitia diharapkan fokus pada pertunjukan sesuai dengan job description masing-masing dan berkoordinasi dengan stage manager agar pementasan berjalan sesuai dengan run down.

3. LPJ
   Ketika tugas telah selesai dilaksanakan, ketika acara telah berakhir, kerja kepanitiaan belumlah berakhir. Karena masih harus dilakukan pertanggungjawaban dari kepanitiaan dalam bentuk LPJ. LPJ dimaksudkan untuk memastikan, apakah planning yang dilakukan pada awal kepanitiaan berjalan sebagaimana mestinya.




Seperti sudah dijelaskan pada artikel terdahulu, untuk mengetahui tinggi not (nama not) kita harus tahu letak not tersebut dalam paranada. Oleh karena itu, pengetahuan tentang nama garis-garis dan spasi-spasi paranada juga penting. Selain itu, kita juga harus mengenal kunci paranada dalam notasi musik. Dalam musik dikenal tiga macam kunci paranada, yakni kunci G, kunci F, dan kunci C. Kunci paranada akan menjadi penentu bagi nada-nada yang terdapat pada paranada.


Not yang terletak pada garis kedua dinamai not G.


Not yang terletak pada garis keempat dinamai not F.

Not yang terletak pada garis ketiga dinamai not C.

Marilah kita bahas tangga nada dengan menggunakan kunci G terlebih dahulu. Kunci F dan kunci C kita bicarakan kemudian karena sebenarnya kunci F yang menampung nada-nada rendah. Oleh karenanya, kunci F disebut juga kunci Bas, yang sebenarnya hanya kelanjutan ke bawah dari paranada kunci G. Di antara keduanya, terletak paranada kunci C yang juga disebut kunci Celo atau Alto. Kunci G sendiri disebut kunci Biola atau Treble.

Jadi, letak not pada-paranada kunci G adalah sebagai berikut, not G terdapat pada baris kedua, maka not yang terletak di bawah not G atau pada spasi pertama adalah not F. Di bawahnya lagi, pada baris pertama adalah not E. Demikian berturut-turut sampai yang paling bawah. Begitu pula dengan not yang terletak di atas not G atau di spasi kedua paranada adalah not A. Di atasnya lagi, pada baris ketiga adalah not B. Di spasi ketiga not C. Pada baris keempat terletak not D. Di atasnya lagi, pada spasi keempat terletak not E dan yang terletak pada baris kelima adalah not F.

Secara berurutan ... C, D, E, F, G, A, B, C .. . nada yang disusun bertingkat-tingkat dari yang paling rendah ke yang paling tinggi dalam sistem tertentu disebut sebagai tangga nada. Penyusunan nada dalam tangga nada didasarkan atas jarak nada tertentu. Antara nada yang satu dengan nada yang lain ada yang berjarak 1 nada, ada pula yang berjarak Yi nada. Jarak, yang dalam hal ini lazim disebut sebagai interval, inilah yang akan menentukan kemungkinan variasi nada dan jenis tangga nada.

Deretan nada dari C sampai dengan B disebut oktaf. Demikian pula urutan-urutan nada-nada yang lebih rendah atau lebih tinggi. Maka, sebagai batasan, perlu dijelaskan di sini tentang adanya nama mutlak dari suatu nada. Perhatikan susunan nada dengan nama mutlak menurut tingkat oktafnya.

Susunan nada menurut tingkat oktafnya.

Oktaf 

Nama Mutlak Nada


Oktaf 4 

C4 - D4 - E4 - F4 - G4 - A4 - B4


Oktaf 3 

C3 - D3 - E3 - F3 - G3 - A3 - B3


Oktaf 2 

C2 - D2 - E2 - F2 - G2 - A2 - B2


Oktaf 1 

Cl — D1 — E1 - F1 — G1 — Al — B1


Oktaf Kecil 

C-D-E-F-G-A-B


Oktaf Besar 

C-D-E-F-G-A-B


Oktaf Contra 

C1 - D1 - E1 - F1 - G1 - A1 - B1


Oktaf Sub Contra 

C2 - D2 - E2 - F2 - G2 - A2 - B2


Di dunia musik dikenal dua macam tangga nada, yaitu tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis.


a. Tangga nada diatonis

Istilah diatonis berasal dari kata dia yang berarti dua dan tonis yang berarti hal yang berhubungan dengan nada. Disebut demikian karena dalam sistem tangga nada diatonis terdapat tujuh nada yang bila dirinci terdapat lima nada berjarak sama dan dua nada berjarak setengahnya. Dengan demikian, tiap nada utuhnya masih dapat dibagi lagi menjadi dua semi tone (setengah nada).

Tangga nada diatonis terdiri atas tujuh nada yang berinterval satu dan setengah nada. Musik modern dari Eropa umumnya menggunakan tangga nada diatonis ini. Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.





Sekilas tidak jauh berbeda antara susunan tangga nada diatonis mayor dan minor. Seolah-olah hanya dibedakan oleh awal dan akhir nada pada susunan tangga nada tersebut. Tangga nada mayor diawali dengan nada c atau do, sedangkan tangga nada diatonis minor diawali dan diakhiri dengan a atau la. Namun, sebenarnya jika dimainkan pola tangga nada keduanya, akan terasa berbeda. Susunan tangga nada mayor akan menimbulkan kesan riang, bahagia, dan bersemangat. Sementara susunan tangga nada minor akan menimbulkan kesan sedih dan suasana haru.

Tangga nada diatonis minor masih memiliki dua variasi lagi, yaitu tangga nada minor melodis dan tangga nada minor harmonis. Susunan tangga nada minor melodis adalah sebagai berikut.


nada ke tujuh, yaitu 5 (sol) dinaikkan '/2 nada menjadi 5 (sel).

Sementara susunan tangga nada minor harmonis adalah sebagai berikut:


Agar lebih mudah dipahami, coba bandingkan susunan tangga nada diatonik di atas dengan susunan nada dalam piano, organ, atau pianika.



Susunan nada dalam piano, organ, atau pianika jelas menggambarkan susunan tangga nada diatonis yang menggunakan susunan interval 1 - 1 - V2 - 1 - 1 - 1 - V2. Akan tetapi, jika seorang komponis menggubah lagu baik untuk suara manusia (vokal) maupun untuk instrumental, dan angkauan nada dalam komposisi lagu tersebut mungkin terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka lagu tersebut dapat disajikan dengan mengubah nada dasar. Marilah kita mempelajari cara mengubah nada dasar dalam tangga nada mayor dan minor.

Nada dasar dalam tangga nada diatonis mayor yang natural adalah C. Nada dasar natural ini lazim disebut dengan do = C. Perhatikan susunan tangga nada berikut.

Nada pertama dari tangga nada di atas adalah nada do (1). Nada atau not tersebut kita sebut sebagai nada dasar.

Ada dua cara mengubah nada dasar, yaitu dengan menaikkan V2 nada pada nada yang berinterval V2 pada tangga nada natural. Sering juga disebut dengan memberikan 1 (satu) tanda kres (#) dan dengan menurunkan nada dengan memakai tanda mol (b).

Tanda mula dengan kres

Tanda mula berkaitan dengan nada dasar. Cara menentukannya adalah berdasarkan urutan tangga nada natural. Urutan tangga nada natural dianggap sebagai bernada dasar 1 = C (do sama dengan C) tidak ada kresnya. Untuk nada dasar selanjutnya, dipakai patokan nada kelima dari urutan nada tersebut. Maka, nada dasar berikutnya adalah 1 = G dengan satu kres, dan seterusnya. Perhatikan tabel berikut.


Tanda Mula dengan Mol

Hampir sama dengan tanda mula dengan kres, cara menentukan urutan tangga nada dengan mol juga dengan berdasarkan urutan tangga nada naturai. Urutan tangga nada natural dianggap sebagai bernada dasar 1 = C (do sama dengan C) tidak ada molnya. Untuk nada dasar selanjutnya, dipakai patokan nada keempat dari urutan nada tersebut. Maka, nada dasar berikutnya adalah 1 = F dengan satu mol, dan setrusnya. Perhatikan tabel berikut!


b. Tangga Nada Pentatonis

Berbeda dengan tangga nada diatonik yang lebih banyak digunakan untuk musik modern dari Eropa, termasuk instrumen-instrumen musiknya, tangga nada pentatonis atau sering disebut sebagai tangga nada nondiatonik lebih banyak digunakan pada musik tradisional atau musik etnik. Petatonis berasal dari kata penta yang berarti lima dan tonis yang berarti hal yang berhubungan dengan nada. Disebut demikian karena jumlah nada dalam satu oktaf sistem ini terdiri dari lima nada, walaupun dalam gamelan pelog terdapat tujuh nada. Dalam gamelan, susunan nada dengan interval tertentu dalam satu oktafnya disebut sebagai laras.

Di Indonesia, tangga nada pentatonik dijumpai dalam musik gamelan, baik Gamelan Jawa, Gamenlan Bali, maupun Gamelan Sunda. Gamelan memiliki dua sistem laras, yaitu Laras Slendro dan Laras Pelog.

Materi Seni Budaya 3 Dimensi Pembuatan Gerabah dalam Seni Kriya, adapun bahan dasar dalam pembuatan gerabah adalah tanah liat. Tanah liat yang di pakai dalam pembuatan gerabah terlebih dahulu di proses melalui beberapa tahapan. Tanah liat ini juga di tambah dengan bahan lain seperti kaolin. Tanah liat yang sudah siap pakai tersebut dibentuk langsung dengan menggunakan tangan atau alat putar.

Kreasi bentuk gerabah yang akan dibuat menyesuaikan dengan fungsi benda tersebut, seperti periuk dan belanga, tempayan, kendi yang mana fungsinya sudah di uraikan pada artikel terdahulu.

Peralatan yang dipakai dalam membuat gerabah yaitu pisau cukil yang terbuat dari kayu/bambu, sundi yang di buat dari kawat, butsir yang bertangkai kayu, tali pemotong, meja putaran (subang pelarik), kayu salab atau kayu rool penggilas, serta pisau.

Dalam pembuatan gerabah ini perlu menggunakan teknik tertentu. Di antara teknik yang di gunakan terdapat enam teknik yaitu :

1.Teknik Lempeng (Slabing)

Teknik ini adalah teknik yang dipakai untuk membuat benda gerabah dengan bentuk kubistis dengan permukaan rata. Yang pertama dilakukan dalam teknik ini adalah membuat lempengan tanah liat dengan memakai rol kayu penggilas. Setelah lempengan rata dengan ketebalan yang sama, kemudian baru di potong dengan menggunakan pisau atau kawat yang sesuai dengan ukuran yang di inginkan. Selanjutnya baru bisa dibentuk seperti kubus atau persegi, untuk tahap akhir baru di ukir sebagai pemberi hiasan. Proses mengukir ini dilakukan dengan cara ditoreh ketika tanah sudah setengah kering.
Tahapan Teknik Lempeng (Slabing)



2. Teknik Pijat (Pinching)

Teknik Pijat (pinching) adalah suatu teknik dalam membuat Gerabah dengan cara memijat tanah liat secara langsung dengan memakai tangan, dengan tujuan agar tanah liat menjadi lebih padat sehingga tidak mudah mengelupas. Hal ini gunanya agar hasilnya menjadi tahan lama. Adapun tahap-tahap Teknik Pijat adalah sebagai berikut :

a.Ambilan segumpal tanah liat plastis.
b.
Tanah liat tersebut lalu diulet-ulet dan dipijit-pijit dengan menggunakan jari sambil dibentuk sesuai dengan keinginan.
c.Kemudian haluskan dengan kuas,  busa, atau kain yang halus

Teknik Pijat (Pinching)
3.Teknik Pilin (Coiling)

Teknik pilin (coiling) merupakan cara dalam membentuk tanah liat dengan metode memilin tanah sehingga terbentuk seperti tali. Caranya ambilah sebongkah tanah liat lalu pilin dengan kedua telapak tangan sampai membentuk seperti tali, kemudian susun secara melingkar sehingga membentuk sesuai keinginan dan jangan lupa setiap susunan agar di tekan dan di tambah dengan air agar antara susunan tersebut menempel.
Teknik Pilin (Coiling)


4. Teknik Putar (Throwing)

Dalam Pembuat Gerabah memakai Teknik Putar (Throwing) di perlukan alat bantu berupa subang pelarik atau alat putar elektrik. Caranya adalah : ambilah segumpal tanah liat plastis dan lumat. Kemudian taruhlah diatas meja putar dengan posisi tepat di tengah-tengahnya. Kemudian, tekan tanah liat tersebut dengan menggunakan kedua tangan sambil di putar. Lalu bentuk sesuai dengan keinginan. Hasil akhir dari teknik ini umumnya berbentuk bulat atau slindris.

Teknik Putar (Throwing)
5. Teknik Cetak Tekan (Press)


Teknik ini dilakukan dengan cara menekan tanah liat yang bentuknya sesuai dengan cetakan yang sudah di sediakan. Teknik Cetak Tekan ini prosesnya lebih cepat.

Teknik Cetak Tekan (Press)
6. Teknik Cor atau Tuang

Biasanya teknik tuang atau cor ini digunakan dalam membuat gerabah dengan memakai alat cetak. dan cetakannya sendiri terbuat dari gips. Bahan gips ini bersifat lebih cepat menyerap air sehingga tanah liat lebih cepat juga menjadi kering.

Teknik Cor atau Tuang

Keindahan yang terpancar dari sebuah karya seni tidak terlepas dari berbagai unsur yang menyertainya. Di dalam mengolah unsur-unsur seni rupa diperlukan suatu asas yang harus disertakan untuk menghasilkan sebuah karya seni yang baik dan menarik. Sementara itu dalam pembentukan karya seni terkait erat dengan penggunaan media serta teknik pembuatannya. Pada artikel ini, anda akan mempelajari unsur-unsur yang terkait seni rupa, khususnya pada seni rupa murni. Anda juga dibekali pengetahuan tentang media serta teknik dalam berkarya seni rupa supaya anda dapat berekspresi melalui karya seni.

Unsur seni rupa maksudnya yaitu unsur-unsur visual yang dapat dilihat wujudnya serta digunakan untuk membentuk karya seni. Wujud atau unsur-unsur seni rupa bisa berupa garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, nada gelap ­terang, serta ruang. Berikutnya mari kita bahas wujud seni rupa satu persatu :

1.   Garis
Garis tercipta dengan cara goresan atau tarikan dari sebuah titik ke titik yang lain. Adapun macam-macam bentuk garis, misalnya garis lurus, garis lengkung, garis putus-putus, garis tak beraturan, dan lain sebagainya. Dari setiap garis dapat menimbulkan suatu kesan yang beragam jenis, sehingga dinamakan dengan sifat garis. Contohnya, garis lurus dapat berkesan kaku, tegas, dan keras.
2.  Bidang
Maksud dari bidang yaitu sebuah bentuk benda yang memiliki permukaan datar. Sebuah garis yang ujungnya bertemu dengan pangkalnya maka akan membentuk bidang, baik bidang geometrik (segitiga, persegi, dan persegi panjang) maupun bidang organik atau lengkung bebas. Bidang juga mempunyai sifat yang beragam sesuai bentuknya.

3. Bentuk
Bentuk terjadi melalui proses penggabungan beberapa unsur bidang. Contohnya, sebuah kotak merupakan pertemuan dari empat sisi bidang yang menyatu. Kesan serta sifat sebuah benda lebih ditentukan oleh nada gelap-terang, warna, serta tekstur benda. contohnya, benda bertekstur kasar memberi kesan berat dari pada yang bertekstur halus.
4. Warna
Pada dasarnya warna pokok itu ada 3, yaitu ping (magenta), kuning (yellow), dan biru muda (Cyan). Dari perpaduan warna pokok tersebut, bisa  menciptakan ber­bagai jenis warna dengan cara dicampur dengan perbandingan. Dalam sebuah karya warna bisa memberikan suatu kesan. Ada warna muda dan warna tua, warna terang dan warna gelap, serta warna red up dan warna cerah. Warna gelap cenderung memberi kesan berat, sebaliknya warna terang dapat memberi kesan ringan.

Apabila di campur dengan perbandingan 1:1 akan menjadi seperti berikut



5. Tekstur
Tekstur merupakan permukaan sebuah benda, permukaan ini ada yang halus dan ada yang kasar. Tekstur kasar, contohnya terdapat pada sebuah batang kayu, daun, dan batu. Tekstur yang halus, seperti kaca, plastik, dan kertas. Dalam penggambaran bentuk benda, tekstur bisa mengesankan bobot ringan dan berat suatu benda.

Tekstur Kayu

Permukaan Kaca
6. Nada Gelap Terang
Sebuah Benda yang tertimpa cahaya (baik secara langsung atau tidak langsung), ada sisi yang gelap dan ada sisi yang terang. Penggambaran bentuk benda yang baik, salah satunya ditentukan oleh kelihaian menentukan sisi gelap dan sisi terang secara tepat.

7. Ruang
Dalam seni bangunan, ruang terbentuk atas dua atau ruangan beberapa dinding yang bejarak. Ruang juga bisa berupa rongga yang terdapat dalam seni pa tung. Ruang di alam nyata dinamakan ruang nyata. Ruang yang diwujudkan dalam gambar dinamakan ruang khayalan (imajiner).

Asas-asas dalam Seni Rupa Murni

Asas-asas dalam seni rupa berlaku terhadap semua cabang seni rupa. Asas-asas tersebut menyangkut komposisi dan proporsi. Karya seni yang baik selalu berdasarkan kaidah komposisi dan proporsi tersebut. 

Komposisi
Yang dimaksud dengan Komposisi yaitu tata susunan penggambaran benda yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa.
a. Keseimbangan (balance) adalah kesan yang dapat memberikan rasa mapan (tidak berat di salah satu sisi) sehingga tidak ada ketimpangan dalam penempatan unsur-unsur rupa (garis, bentuk, warna, dan lain-lain).
b. Kesatuan (unity) adalah hubungan keterkaitan antara unsur-unsur rupa yang mengarah pada pusat perhatian. Unsur-unsur gambar yang baik akan menyatu-padu, tidak terkesan terpencar atau berantakan.

c. Irama (rhythm) adalah uraian kesan gerak yang  ditimbulkan oleh unsur-unsur yang dipadukan secara berdampingan dan keseluruhan. Irama dalam seni rupa ibarat alunan lagu atau musik yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta suatu keindahan. Irama dalam lukisan juga bisa diwujudkan dengan pengaturan warna dan bidang.
d. Keselarasan (harmony) adalah kesan kesesuaian antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan susunan. Misalnya, gambar buah apel yang ukurannya lebih besar daripada buah pepaya.
Proporsi Proporsi adalah kesan kesebandingan yang ideal (pantas, sesuai, dan benar) antara unsur yang satu dengan unsur lainnya dalam satu kesatuan unsur rupa. Peng­gambaran bentuk objek yang tidak proporsi akan terlihat janggal. Misalnya, gambar tangan manusia yang ukurannya lebih panjang dari ukuran kakinya. 

Media Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi

Media untuk berkarya seni rupa dua dimensi meliputi bahan dan alat untuk menggambar. Diantara ragam pilihan media ber­karya seni rupa dua dimensi adalah sebagai berikut :
  1. Pensil, merupakan alat yang dapat digunakan meng­gambar secara utuh atau sketsa saja. Kepekatan warna pensil dibedakan dengan inisial, yaitu H, B, dan HB.
  2. Konte, wamanya sangat hitam dan lunak. Cocok untuk membuat gambar potret atau benda yang bertekstur halus.
  3. Pastel dan crayon, mempunyai bentuk dan bahan yang hampir sama, hanya berbeda kandungan kapurnya. Warnanya cerah, cocok untuk teknik dussel atau arsir.
  4. Drawing pen dan milipen tersedia dalam berbagai ukuran. Hasil gambar antara drawing pen dan milipen hampir sama, bedanya ujung pena drawing pen lebih lunak daripada milipen. Drawing pen dan milipen cocok untuk teknik arsir.
  5. Spidol, tersedia dengan berbagai wama dan ukuran. Spidol berujung lunak dan bisa bergerak spontan. Tebal tipisnya garis dapat diperoleh melalui tingkat penekanan spidol pada bidang kertas.
  6. Cat poster (poster colour) dan cat air (water colour), gambar yang dihasilkan dari kedua media ini hampir sama, bedanya warna cat poster lebih cerah.
  7. Tinta bak a tau tin ta Cina, ada yang berupa cairan dan ada yang batangan, wamanya pekat, sesuai untuk membuat blog, dan cara penggunaannya dengan bantuan kuas.
  8. Cat minyak (acrylic), terdiri atas beragam warna yang disertai minyak pengencernya. Cat minyak ini digunakan untuk melukis pada kain kanvas.
  9. Kain kanvas dan spanram, merupakan satu kesatuan bahan. Kain kanvas menyatu dengan spanram (bingkai kayu yang berguna untuk merentangkan kain). Kain kanvas adalah bidang datar yang dbuat khusus untuk melukis.
  10. Kuas, untuk cat min yak berambut lebih kaku daripada yang digunakan untuk cat air. Bentuknya ada yang pipih, ada pula yang runcing dengan berbagai ukuran.
  11. Palet, merupakan bidang datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet untuk cat air dibuat dari plastik, sedangkan untuk cat minyak terbuat dari kayu.
  12. Komputer, merupakan media berkarya yang dewasa ini telah populer. Teknologi digital saat ini memungkin­kan untuk membuat teknik gambar yang beragam.
Namun berlatih menggambar secara manual tetap diperlukan untuk mengasah kemampuan menggambar. 

Media dan Teknik Berkarya seni Rupa Tiga Dimensi

Media berkarya seni rupa tiga dimensi sangat beragam tergantung dari teknik yang digunakan. Teknik pembuatan seni rupa tiga dimensi sebagai berikut.
  1. Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu.
  2. Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Misalnya, membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat.
  3. Teknik cor, yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Misalnya, membuat patung.
  4. Teknik las, yaitu membuat karya seni dengan cara menggabungkan bahan satu ke bahan lain untuk mendapatkan bentuk tertentu. Misalnya, membuat patung kontemporer dengan bahan dasar logam.
  5. Teknik cetak, yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu. Misalnya, membuat keramik dan patung dengan bahan dasar tanah liat dan semen.


Berekspresl Membuat Lukisan di Atas Kanvas

Membuat karya seni merupakan wujud ekspresi dari suatu ide atau gagasan. Ide adalah hasil pemikiran yang berawal dari suatu inspirasi atau imajinasi. Gambaran yang tertangkap melalui ruang imajinasi seseorang dapat diwujud­kan dalam bentuk karya seni. Kamu dapat menggali ide untuk berkarya seni sendiri dengan membuat lukisan menggunakan media kanvas dan cat minyak.
Media dalam seni lukis telah kamu pelajari. Untuk media kanvas, yang dijual bebas sudah lengkap dengan bingkai spanramnya. Namun kamu juga dapat membuatnya sendiri dengan bahan yang sederhana. Cara membuat kanvas sebagai berikut.
  1. Sediakan bahan dan alat, antara lain kain jenis belacu, kayu reng, gergaji, cat tembok (putih), dan staples atau paku kecil.
  2. Empat buah kayu reng dipotong dengan ukuran yang ditentukan, sesuai ukuran panjang dan lebar kain. Tiap-tiap ujung kayu dibentuk siku lalu digabung menjadi segiempat.
  3. Kain jenis belacu dilaburi cat tembok. Setelah kering ulangi lagi secukupnya. Tujuannya untuk menutup pori-pori kain agar cat minyak bisa menempel pada kain. Kemudian bentangkan kain pada bingkai dan menguncinya menggunakan staples atau paku kecil.
Setelah menyiapkan bahan dan alat, antara lain cat minyak beserta minyak pengencemya, palet (bisa diganti pa pan triplek atau tutup kaleng), min yak tanah untuk mencuci kuas sewaktu-waktu, dan kain lap, melukis dapat dimulai. Setelah selesai, tulis namamu di sudut bawah kanvas.

Kerjakan bersama teman kelompok anda. Cari dua buah karya seni rupa yang masing-masing merupakan karya dua dimensi dan tiga dimensi yang ada di sekitar anda. Bawalah karya tersebut, kemudian diskusikan tentang media dan teknik berkarya yang digunakan berikut unsur-unsur lainnya yang ber­kaitan dengan komposisi dan proporsi. 

Ringkasan Tentang materi Unsur, Asas dan Media Seni Rupa Murni

  1. Unsur-unsur seni rupa meliputi garis, bidang, bentuk, wama, tekstur, nada gelap-terang, dan ruang.
  2. Asas dalam seni rupa berlaku terhadap semua cabang seni rupa, yaitu menyangkut komposisi dan proporsi.
  3. Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa.
  4. Proporsi adalah kesan kesebandingan yang ideal (pantas, sesuai, benar) antara unsur yang satu dangan unsur lamnya dalam satu kesatuan unsur rupa.
  5. Media berkarya seni rupa dua dimensi meliputi bahan dan alat untuk meng­gambar. Beragam pilihan alat dan bahan yang digunakan sesuai jenis dan gaya karya yang diinginkan.
  6. Media berkarya seni rupa tiga dimensi sangat beragam tergantung dari teknik yang digunakan. 
  7. Membuat karya seni merupakan wujud ekspresi dari suatu idea tau gagasan.
Gambar teknik adalah gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara, ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para ahli teknik.

Di dalam teknik mesin ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan tersebut berupa normalisasi atau standarisasi yang sudah ditetapkan oleh ISO (International Organisation for Standarisation) yaitu sebuah badan/lembaga internasional untuk standarisasi. Di samping ISO sebagai sebuah badan internasional (antarbangsa), di negara-negara tertentu ada yang memiliki badan standarisasi nasional yang cukup dikenal di seluruh dunia. Misalnya: di Jerman ada DIN, di Belanda ada NEN, di Jepang ada JIS, dan di Indonesia ada SII.

Sebagai suatu alat komunikasi, gambar teknik mengandung maksud tertentu, perintah-perintah atau informasi dari pembuat gambar (perencana) untuk disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di lapangan (bengkel) dalam bentuk gambar kerja yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa kode-kode, simbol-simbol yang memiliki satu arti, satu maksud, dan satu tujuan.

Untuk membuat gambar yang baik dan memenuhi syarat serta dapat dipahami dengan mudah dan benar oleh orang lain, diperlukan adanya peralatan yang memenuhi syarat dan teknik-teknik menggambar yang benar.

Macam - macam alat gambar :

Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan gambar teknik antara lain: kertas gambar, pensil, mistar dan penggaris segitiga, jangka, rapidograph (dapat pula drawing pen), mistar sablon, mal, busur derajat, dan meja gambar.

1. Kertas Gambar

Kertas gambar yang sering digunakan adalah kertas putih (kertas padalarang/kertas manila) dan kertas kalkir. Kertas padalarang dan kertas manila adalah jenis kertas yang tidak tembus cahaya, agak tebal, biasanya untuk membuat gambar dengan pensil dan kadang-kadang juga dengan tinta. Adapun kertas kalkir adalah kertas yang tembus cahaya (transparan) biasanya untuk membuat gambar dengan tinta yang merupakan proses lanjutan dari pembuatan gambar dengan pensil untuk mempermudah dalam penggandaan (reproduksi).

Ukuran pokok dari kertas gambar adalah Ao (baca A nol) mempunyai luas 1 m2. Apabila kertas Ao dibagi menjadi dua bagian sama besar kita dapatkan ukuran kertas yang lebih kecil yaitu A1. Arti A1 adalah kertas Ao yang dibagi satu kali. Begitu seterusnya, apabila kertas A1 dibagi menjadi dua sama besar menjadi kertas ukuran A2, Kertas A2 menjadi kertas A3, kertas A3 menjadi kertas A4, kertas A4 menjadi kertas A5 .

2. Pensil Gambar

Untuk menggambar teknik diperlukan pensil (potlot) yang berbeda untuk keperluan menulis, baik kualitas maupun tingkat kekerasannya. Biasanya kekerasan pensil dicantumkan pada salah satu ujungnya.

3. Mistar gambar Penggaris segitiga (segitiga set)

Mistar gambar mempunyai dua bagian, yaitu bagian mistar yang panjang disebut daun mistar, dan bagian mistar yang pendek disebut kepala mistar. Sudut antara bagian daun dan bagian kepala mistar sebesar 900 (siku-siku)

Penggaris segitiga adalah alat untuk menarik garis, mempunyai salah satu sudut 900 (siku-siku). Sepasang penggaris segitiga siku-siku terdiri dari dua buah penggaris segitiga siku-siku, yang satu bersudut 450 – 450 dan yang lainnya bersudut 600 – 300.

Pada sisi siku-siku penggaris segitiga diberi garis-garis skala ukuran. Salah satu sisi siku-sikunya berskala ukuran milimeter dan pada sisi siku-siku yang lain berskala ukuran inchi. Dengan demikian disamping dapat digunakan untuk menarik garis, penggaris segitiga dapat berfungsi sebagai mistar ukur. Tetapi untuk menghasilkan pengukuran yang baik dianjurkan menggunakan mistar ukur / mistar skala.

4. Jangka

Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur lingkaran. Biasanya jangka ditempatkan dalam suatu kotak. Satu kotak jangka yang sederhana paling sedikit harus berisi: sebuah jangka besar, sebuah alat penyambung untuk membuat lingkaran besar, sebuah jangka orleon (jangka pegas) dan sebuah pena penggaris (trek pen). Untuk keperluan meninta bentuk lingkaran biasanya jangka dilengkapi dengan ring (cincin) yang berfungsi untuk menyambung atau mengganti mata pensil dengan rapido. Di samping kotak jangka yang sederhana ada kotak jangka yang sedang dan kotak jangka yang lengkap.







5. Rapidograph

Untuk membuat gambar dengan tinta, dapat menggunakan pen tarik yang biasanya terletak dalam kotak jangka. Akan tetapi hal ini tidak praktis karena tinta dapat menetes keluar dan untuk membuat garis dengan ketebalan yang dikehendaki harus menyetel berkali-kali. Rapido bersifat refill atau dapat diisi ulang jika tinta telah habis, oleh karena itu rapido perlu dilengkapi dengan tinta gambar yang biasanya banyak dijual di toko .






6. Sablon

Untuk keseragaman dan kerapian dalam membuat tulisan digunakan sablon atau mal huruf dan angka, sedangkan untuk membuat gambar lambang-lambang dan bentuk-bentuk digunakan sablon atau mal bentuk..Adapun untuk menggambar macam-macam garis lengkung (kurva) misalnya elips, parabola, dan hiperbola digunakan mal kurva.


7. Busur Derajat

Busur derajat digunakan untuk mengukur sudut atau membagi sudut. Biasanya busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi 00 sampai dengan 1800.



8. Meja gambar

Meja gambar terdiri dari dua bagian, yaitu papan gambar dan standar (rangka penyangga). Standar atau rangka penyangga dapat diatur kemiringannya sesuai dengan kemiringan yang dikehendaki oleh juru gambar.

Papan gambar terbuat dari kayu pinus, kayu linde, kayu lapis (plywood) atau hardboard. Syarat-syarat papan gambar adalah harus mempunyai permukaan rata dan tepi yang lurus, tidak melengkung, dan sambungan papannya harus rapat. Papan gambar yang sedrehana dapat diletakkan di atas meja gambar biasa.



B. FUNGSI DAN PENGGUNAAN ALAT GAMBAR

Menempatlkan Kertas Gambar
Penggunaan Pensil
Penggunaan Jangka
Alat untuk Meninta Gambar












Deskripsi Produk
CASCADE - TANT PLIERS
(MARIES CANVAS PLIER / TANG KANVAS) TIPE:G82042

Canvas plier digunakan untuk memasang kanvas ke spanram dengan kencang.

READY STOCK

Rp 110000
 Keranjang Belanja






CASCADE - TANT PLIERS
(MARIES CANVAS PLIER / TANG KANVAS) TIPE:G82042


Deskripsi Produk
CASCADE - TANT PLIERS
(MARIES CANVAS PLIER / TANG KANVAS) TIPE:G82042

Canvas plier digunakan untuk memasang kanvas ke spanram dengan kencang.

READY STOCK

Teknik-Teknik dalam Pembuatan Seni Rupa Dua Dimensi dan Tiga Dimensi

1.Teknik Dua Dimensi

Dalam rangka pembuatan karya seni rupa terapan  daerah setempat yang menggunakan teknik dua dimensi di antaranya adalah sebagai berikut : 

a.Teknik Kerajinan kain Batik

Seiring dengan perkembangan zaman, Teknik membatikpun mengalami perkembangan dengan tidak meninggalkan teknik lama yang telah diwariskan secara turun temurun.  Diantara teknik batik yang di kenal di darah Nusantara yaitu :
Batik Cap


1)

 




Batik TulisBatik Tulis, adalah batik yang dibuat dengan teknik menggambar motif di atas kain dengan menggunakan canting. Yang di maksud dengan Canting adalah alat khusus untuk menggambar motif batik dengan bahan dasar kain yang berisi dengan cairan lilin untuk menutup bagian-bagian tertentu sesuai dengan pola yang diinginkan. Batik tulis ini memiliki keunggulan nilai seni jika dibandingkan dengan batik yang lain.


2)

Batik Cap, adalah batik yang dibuat dengan mengunakan teknik cap (stempel), umumnya dibuat dari tembaga dan dibubuhi dengan cairan lilin yang panas.


3)

Batik sablon, adalah batik yang dibuat dengan menggunakan klise (hand printing). Motif batik yang sudah dibuat kemudian dibuatkan klise (master) lalu di cetak


4)

Batik Printing, adalah batik yang dibuat dengan teknik printing atau menggunakan alat mesin. Teknik pembuatannya hampir mirip dengan batik sablon.


5)


Batik lukis, yaitu batik yang dibuat dengan cara teknik melukiskan langsung di atas kain. Alat yang digunakan dan motif yang buatpun boleh bebas sesuai dengan imajinasi pelukisnya.

b.Teknik Kerajinan Wayang Kulit

Teknik Pahat
Wayang kulit dibuat dengan teknik pahat dang sungging (digambar) dengan menggunakan bahan cat serta alat yang sederhana. Adapun desain wayang kulit ini dibuat sesuai dengan pakem yang sudah ditetapkan dari warisan nenek moyang.

c.Teknik Kerajinan Kain Tenun

Alat TenunProses pembuatan kain tenun adalah dengan cara memintal benang sedikit demi sedikit dengan menggunakan peralatan tenun, hingga menjadi kain dengan beragam hiasan yang indah. Adapun alat tenun ini terbuat dari bahan kayu ataupun bambu.
d.Teknik Kerajinan Sulaman atau Bordir

Teknik Sulam
Sulaman atau bordir dibuat dengan cara menggunakan mesin jahit serta dengan menggunakan teknik tusuk jarum.
2.Teknik Tiga Dimensi

Dianara karya seni rupa terapan yang daerah setempat yang menggunakan Teknik Tiga Dimensi antara lain adalah : 

a.Teknik Cetak (Cor Tuang)

Teknik Cetak (Cor Tuang)
Karya seni terapan, yang memakai Teknik Cetak (Cor Tuang) yaitu dengan cara tuang berulang (bivalve) dan tuang sekali pakai (a cire perdue). Teknik bivalve dengan memakai dua jenis cetakan yang terbuat dari batu, gips, dan semen yang bisa di gunakan berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan. Teknik bivalve sering digunakan untuk mencetak benda-benda sederhana yang tidak terlalu rumit dalam pembuatannya. Sedangkan teknik a cire perdue biasanya menggunakan benda dari logam (tembaga, besi) yang bentuk dan hiasannya lebih rumit.

b.Teknik Pahat / Ukir

Teknik Pahat / Ukir
Teknik ini digunakan untuk memahat, menggores, menoreh, serta membentuk pola permukaan benda. Adapun bahan-bahan yang bisa di ukir atau dipahat, seperti kayu, batu, atau bahan lain yang sejenis. Alat yang dipakai untuk mengukir adalah tatah (pahat ukir) yang terbuat dari besi atau baja. Hasil karya seni dari pahat ukir, diantaranya adalah terdapat pada alat-alat kebutuhan rumah tangga, misalnya kursi, meja, lemari, dan hiasan dinding.

c.Teknik Tempa

Teknik Tempa
Teknik tempa biasanya dipakai untuk membuat benda-benda dari logam (besi, baja, dan kuningan). Logam sebelumnya dipanaskan pada api yang khusus, baru kemudian ditempa (dibentuk) sesuai dengan keinginan. Adapun benda-benda tradisional hasil dari teknik tempa ini adalah seperti jenis-jenis senjata yaitu keris, pedang serta barang-barang perhiasan lainnya.

d.Teknik Anyaman

Teknik Anyaman
Hasil dari Karya seni rupa terapan yang menggunakan teknik anyaman, antara lain tikar, topi, tas, kipas, dan barang-barang hiasan lainnya. Bahan yang dipakai untuk membuat anyaman terdiri dari bahan alami seperti rotan, bambu, serat kayu, dan eceng gondok.



Ringkasan dari Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
1


Seni rupa adalah hasil karya ciptaan manusia, baik berbentuk dua dimensi mapun tiga dimensi yang mengandung atau memiliki nilai keindahan dan diwujudkan dalam bentuk seni rupa.
2


Seni rupa ditinjau dari segi fungsi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.
3


Karya seni rupa terapan berdasarkan wujud fisiknya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu karya seni rupa terapan dua dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa terapan tiga dimensi (trimarta).
4


Seni rupa terapan daerah setempat dengan segenap keunikan gagasannya patut mendapatkan apresiasi, baik secara aktif maupun pasif.
5



Teknik pembuatan karya seni dua dimensi menggunakan teknik-teknik batik, pahat dan sungging, pintal, dan tusuk jarum. Teknik karya seni tiga dimensi menggunakan teknik cetak, pahat atau ukir, tempa, dan anyaman.

Video Pembelajaran